Blog ini berisi artikel-artikel, karya tulis ilmiah, dan berita mengenai Hukum dan Sosial

Tuesday, April 24, 2018

EKONOMI PEMBANGUNAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
            Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapitan dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP ril di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik. Pembangunan ekonomi suatu  Negara seringkali hanya diukur berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut.
Hal ini mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka miliki dan meningkatkan industrialisasi. Pengejaran pertumbuhan ekonomi yang dilakukan, umumnya menghendaki hasil keuntungan yang diperoleh dalam jumlah yang besar dan waktu yang cepat. Seperti,  penebangan liar hutan secara massal, penangkapan ikan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, penambangan liar, maupun tindakan eksplotatif lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan secara keseluruhan maupun perkapita (GNI), selain itu berkembangnya sektor industrialisasi juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan seperti limbah pabrik, pencemaran udara, hingga efek pemanasan global.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pembangunan yang tidak hanya mengedepankan pengejaran pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan datang (keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya sumberdaya alam), sistem ini disebut Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.


A.    Rumusan Masalah
1)      Apakah pengertian  pembangunan ekonomi menurut para ahli?
2)       Apakah Tujuan pembangunan ekonomi?
3)      Penerapan pembangunan ekonomi di indonesia

B.     Tujuan
1)      Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi..
2)      Mengidentifikasi tujuan pembangunan ekonomi
3)      Mengindentifikasi pembangunan ekonomi



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian ekonomi pembangunan
Pengertian Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi modern adalah perkembangan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat meningkat yang selanjutnya diiringi dengan peningkatan kemakmuran masyarakat . Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi fiskal yang terjadi di suatu negara seperti pertambahan jumlah dan produksi barang industri, infra struktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah ada dan beberapa perkembangan lainnya. Dalam analisis makro ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dengan perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh suatu negara yaitu Produk Nasional Bruto (PNB) atau Produk Domestik Bruto. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi (economic development) biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai berikut, ”economic development is growth plus change” (Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi).
Pembangunan ekonomi menurut para ahli :
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33),pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. 
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian dengan menggunakan bahasa berbeda oleh para ahli, namun maksunya tetap sama. 
Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi menurut Irawan (2002: 5) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005: 205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang. 
Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Dalam pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Sementara itu pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets (dalam Jhingan, 2000: 57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.Terdapat tiga komponen pokok dalam definisi pertumbuhan ekonomi tersebut tersebut, yaitu :
  1. Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi dari   pertumbuhan ekonomi sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang merupakan tanda kematangan ekonomi (economic maturity) pada negara bersangkutan.
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkesinambungan dimana pemerintah berperan dalam investasi bidang pendidikan.
  3. Mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung dalam kemajuan teknologi dilakukan penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi.  Sehingga secara sosial dan ekonomi terjadi pertumbuhan yang seiring.
B.     Tujuan pembangunan ekonomi
Tujuan Pembangunan EkonomiTeori ekonomi konvensional setidaknya memperkenalkan dua hal fundamental berkaitan dengan tujuan pembangunan ekonomi. Pertama memperbaiki tingkat pendapatan riil individu dan yang kedua, menegakkan keadilan distribusi pendapatan. Dua tujuan tersebut menjadi fokus pembicaraan di kalangan pengamat ekonomi. Namun sebagian mereka menambahkan tujuan lain yang menjadi karakteristik masyarakat . Quhaf misalnya, mengatakan tujuan pembangunan ekonomi untuk membentuk iklim yang kondusif bagi keagungan nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang sejahtera secara material. Dengan demikian, pembangunan ekonomi yang memiliki karakteristik tertentu harus dapat meningkatkan komitmen terhadap perkembangan ekonomi. Al-Rubi mengkorelasikan pembangunan ekonomi dengan kewajiban-kewajiban keagamaan. Menurutnya, tujuan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan sehingga setiap individu dapat melaksanakan dan komitmen terhadap ajaran agama mereka. Sedangkan menurut Yusuf, tujuan pembangunan ekonomi harus dapat merubah masyarakat dari keadaan yang tidak diridai Allah menjadi keadaan yang diridai-Nya. Secara umum dapat difahami bahwa menegakkan keadilan dalam distribusi pendapatan dan pemanfaatan sumber-sumber ekonomi secara ideal dan fungsional dan meningkatkan kapasitas produksi dan sumber daya manusia sejalan dengan aturan-aturan. Quhaf menambahkan perlunya menselaraskan pembangunan ekonomi di berbagai daerah. Sedangkan Naqwa mengingatkan perlunya mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam pemanfaatan sumber-sumber ekonomi. Khursyid menambahkan bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk merealisasikan desentralisasi. Sedangkan menurut Siddiqi tujua pembangunan ekonomi untuk mewujudkan keseimbangan dan memperbaiki peradaban. Beberapa penulis mengemukakan bahwa menetapkan batasan kebutuhan dalam kehidupan (al-had) merupakan suplemen dari tujuan pembangunan. Sedangkan pokok dari tujuan pembangunan ekonomi adalah merealisasikan independensi ekonomi bagi masyarakat.
C.    Penerepan pembangunan ekonomi di indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk industry pulp, industri furnitur, dan sebagainya. Sejak pemerintahan Presiden Soeharto, pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dan eksploitasi suumber daya alam seperti minyak bumi, kayu, dan hasil alam lainnya terus digalakkan. Hal ini didukung dengan penanaman modal asing dan bantuan dana pinjaman internasional yang tinggi (Schwartz, 1994). Tahun 1994, pendapatan perkapita naik menjadi 650 dollar Amerika Serikat; hasil-hasil yang mengagumkan dicapai dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk masuk kelompok “macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber, 1997). Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan hidup yang tidak terkira.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalamreformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas danmemiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yangselama ini kita abaikan.Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (openunemployment Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan
 
sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusanperguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruantinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusanperguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguransarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DitjenDikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000orang.Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanyaperguruan tinggi ikut bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjanamerupakan kritik bagi perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalammenciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalanselama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itusebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengantingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdayaalam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman daninvestasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerialdan produktivitas SDM yang tinggi.Kenyataan ini belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia untukkembali memperbaiki kesalahan pada masa lalu. Rendahnya alokasi APBN untuksektor pendidikan—tidak lebih dari 12% -- pada peme-rintahan di era reformasi. Inimenunjukkan bahwa belum ada perhatian serius dari pemerintah pusat terhadapperbaikan kualitas SDM. Padahal sudah saatnya pemerintah baik tingkat pusatmaupun daerah secara serius membangun SDM yang berkualitas. Sekarang bukansaatnya lagi Indonesia membangun perekonomian dengan kekuatan asing. Tapisudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensisumberdaya daya yang dimiliki (resources base).Orang tidak bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yangtidak pernah selesai. Ada tiga hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidakbekerja, yaitu hambatan kultural, kurikulum sekolah, dan pasar kerja. Hambatankultural yang dimaksud adalah menyangkut budaya dan etos kerja. Sementarayang menjadi masalah dari kurikulum sekolah adalah belum adanya standar bakukurikulum pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan mengembangkankemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sedangkan hambatanpasar kerja lebih disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM yang ada untukmemenuhi kebutuhan pasar kerja.Ekonomi abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakansuatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanparintangan batas teritorial negara. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsaIndonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalamglobalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadipersaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut WorldCompetitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negarayang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).
Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi yang akan dihadapi bangsaIndonesia antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Produksi, di manaperusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksimenjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usahadan politik yang kondusif.Pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperolehpinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupunlangsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalammemperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari mancanegara. Tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerjadari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil daritenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan\atau buruhdiperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movementakan semakin mudah dan bebas. Jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepatmendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi,antara lain melalui: TV, radio, media cetak dan lain-lain. Dengan jaringankomunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagaibelahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh KFC, Hoka Hoka Bento,Mac Donald, dll melanda pasar di mana-mana.Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragamantarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksimenjadi semakin cepat karena “less papers/documents” dalam perdagangan, tetapidapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate) di atas dapat dikatakanbahwa globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomiantarnegara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara(cross-border transactions) dalam bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional(international capital flows), pergerakan tenaga kerja (human movement) danpenyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapatdikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah merupakan salah satukekuatan yang memberikan pengaruh terhadap bangsa, masyarakat, kehidupanmanusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatanekonomi global menyebabkan bisnis korporasi perlu melakukan tinjauan ulangterhadap struktur dan strategi usahaMasalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isukunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulansaing yang tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidakakan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impordapat mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantage) merupakan faktor yangdesisif dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, upayameningkatkan daya saing dan membangun keunggulan kompetitif bagi produkIndonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets (dalam Jhingan, 2000: 57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
            Tujuan Pembangunan EkonomiTeori ekonomi konvensional setidaknya memperkenalkan dua hal fundamental berkaitan dengan tujuan pembangunan ekonomi. Pertama memperbaiki tingkat pendapatan riil individu dan yang kedua, menegakkan keadilan distribusi pendapatan.
B.     Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu  kami berpesan kepada pembaca, ambilah sesuatu yang positif dari sebuah coretan yang  kami buat, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca. 













Daftar pustaka
·         M.L, Jhingan, ekonomi pembangunan dan perencanaan, jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004
·         Smith C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Munandar, dkk, penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari: Economic Development.

Share:

0 komentar:

Post a Comment