BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
masalah
Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapitan
dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP ril di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik. Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut.
Hal ini mendorong setiap
negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan tingkat GNI (Gross
National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka
miliki dan meningkatkan industrialisasi. Pengejaran pertumbuhan ekonomi yang
dilakukan, umumnya menghendaki hasil keuntungan yang diperoleh dalam jumlah
yang besar dan waktu yang cepat. Seperti, penebangan liar hutan secara
massal, penangkapan ikan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, penambangan
liar, maupun tindakan eksplotatif lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan
secara keseluruhan maupun perkapita (GNI), selain itu berkembangnya sektor
industrialisasi juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan
seperti limbah pabrik, pencemaran udara, hingga efek pemanasan global.
Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah sistem pembangunan yang tidak hanya mengedepankan pengejaran
pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa
yang akan datang (keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya
sumberdaya alam), sistem ini disebut Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas
dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan
pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan
lingkungan.
A.
Rumusan Masalah
1)
Apakah pengertian pembangunan
ekonomi menurut para ahli?
2)
Apakah Tujuan
pembangunan ekonomi?
3)
Penerapan pembangunan ekonomi di indonesia
B.
Tujuan
1) Mengidentifikasi definisi
pembangunan ekonomi..
2) Mengidentifikasi tujuan pembangunan
ekonomi
3) Mengindentifikasi pembangunan
ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian ekonomi pembangunan
Pengertian
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi modern
adalah perkembangan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat meningkat yang selanjutnya diiringi dengan
peningkatan kemakmuran masyarakat . Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya,
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi fiskal yang terjadi di suatu
negara seperti pertambahan jumlah dan produksi barang industri, infra struktur,
pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang
sudah ada dan beberapa perkembangan lainnya. Dalam analisis makro ekonomi,
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dengan
perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh suatu negara yaitu
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Produk Domestik Bruto. Sedangkan istilah
pembangunan ekonomi (economic development) biasanya dikaitkan dengan
perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebagian ahli ekonomi
mengartikan istilah ini sebagai berikut, ”economic development is growth plus
change” (Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh
perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi).
Pembangunan
ekonomi menurut para ahli :
Menurut Sadono Sukirno
(1996: 33),pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda,
yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan.
Dengan
demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan
pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi
ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan
pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen. Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian dengan
menggunakan bahasa berbeda oleh para ahli, namun maksunya tetap sama.
Menurut Adam Smith
pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan
kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11)
mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut
perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan
nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan
penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi menurut Irawan (2002:
5) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang
seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005: 205) mendefinisikan pembangunan
ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka
waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung
pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi
secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu
yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus
berlangsung dalam jangka panjang.
Menurut Schumpeter (dalam
Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau
gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus.
Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri
dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan
pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk
suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi
barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam
masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari
masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga
perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Dalam pengertian
pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam
jangka panjang. Sementara itu pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets (dalam Jhingan, 2000:
57), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.
Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga)
komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya
secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor
dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam
penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi
secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan
ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia
dapat dimanfaatkan secara tepat.Terdapat tiga komponen pokok dalam definisi
pertumbuhan ekonomi tersebut tersebut, yaitu :
- Kenaikan
output secara berkesinambungan adalah manifestasi dari pertumbuhan
ekonomi sedangkan
kemampuan menyediakan berbagai jenis barang merupakan tanda kematangan
ekonomi (economic maturity) pada negara bersangkutan.
- Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkesinambungan dimana pemerintah
berperan dalam investasi bidang pendidikan.
- Mewujudkan
potensi pertumbuhan yang terkandung dalam kemajuan teknologi dilakukan
penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi. Sehingga secara sosial
dan ekonomi terjadi pertumbuhan yang seiring.
B. Tujuan pembangunan ekonomi
Tujuan
Pembangunan EkonomiTeori ekonomi konvensional setidaknya memperkenalkan dua hal
fundamental berkaitan dengan tujuan pembangunan ekonomi. Pertama memperbaiki
tingkat pendapatan riil individu dan yang kedua, menegakkan keadilan distribusi
pendapatan. Dua tujuan tersebut menjadi fokus pembicaraan di kalangan pengamat
ekonomi. Namun sebagian mereka menambahkan tujuan lain yang menjadi
karakteristik masyarakat . Quhaf misalnya, mengatakan tujuan pembangunan
ekonomi untuk membentuk iklim yang kondusif bagi keagungan nilai-nilai dalam
suatu masyarakat yang sejahtera secara material. Dengan demikian, pembangunan
ekonomi yang memiliki karakteristik tertentu harus dapat meningkatkan komitmen
terhadap perkembangan ekonomi. Al-Rubi mengkorelasikan pembangunan ekonomi
dengan kewajiban-kewajiban keagamaan. Menurutnya, tujuan pembangunan ekonomi
untuk mewujudkan kesejahteraan sehingga setiap individu dapat melaksanakan dan
komitmen terhadap ajaran agama mereka. Sedangkan menurut Yusuf, tujuan
pembangunan ekonomi harus dapat merubah masyarakat dari keadaan yang tidak
diridai Allah menjadi keadaan yang diridai-Nya. Secara umum dapat difahami
bahwa menegakkan keadilan dalam distribusi pendapatan dan pemanfaatan
sumber-sumber ekonomi secara ideal dan fungsional dan meningkatkan kapasitas
produksi dan sumber daya manusia sejalan dengan aturan-aturan. Quhaf
menambahkan perlunya menselaraskan pembangunan ekonomi di berbagai daerah.
Sedangkan Naqwa mengingatkan perlunya mempertimbangkan kebutuhan generasi
mendatang dalam pemanfaatan sumber-sumber ekonomi. Khursyid menambahkan bahwa
tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk merealisasikan desentralisasi.
Sedangkan menurut Siddiqi tujua pembangunan ekonomi untuk mewujudkan
keseimbangan dan memperbaiki peradaban. Beberapa penulis mengemukakan bahwa
menetapkan batasan kebutuhan dalam kehidupan (al-had) merupakan suplemen dari
tujuan pembangunan. Sedangkan pokok dari tujuan pembangunan ekonomi adalah
merealisasikan independensi ekonomi bagi masyarakat.
C.
Penerepan pembangunan ekonomi di indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama
untuk meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui
industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur dalam jumlah yang cepat,
hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun
diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang umumnya dijadikan bahan baku
industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk industry pulp, industri
furnitur, dan sebagainya. Sejak pemerintahan Presiden Soeharto, pertumbuhan
ekonomi melalui industrialisasi dan eksploitasi suumber daya alam seperti
minyak bumi, kayu, dan hasil alam lainnya terus digalakkan. Hal ini didukung
dengan penanaman modal asing dan bantuan dana pinjaman internasional yang
tinggi (Schwartz, 1994). Tahun 1994, pendapatan perkapita naik menjadi 650
dollar Amerika Serikat; hasil-hasil yang mengagumkan dicapai dibidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk masuk
kelompok “macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber,
1997). Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun,
hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan
hidup yang tidak terkira.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor kunci dalamreformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM
yang berkualitas danmemiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global yangselama ini kita abaikan.Adanya ketimpangan antara jumlah
kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada
krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar92,73 juta orang, sementara jumlah
kesempatan kerja yang ada hanya sekitar87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06
juta orang penganggur terbuka (openunemployment Lesunya dunia usaha akibat
krisis ekonomi yang berkepanjangan
sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja
terutama bagi lulusanperguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan
kerja lulusan perguruantinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada
sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang
terbatas bagi lulusanperguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
angka pengangguransarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (DitjenDikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di
Indonesia lebih dari 300.000orang.Fenomena
meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanyaperguruan tinggi ikut
bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjanamerupakan kritik bagi perguruan
tinggi, karena ketidakmampuannya dalammenciptakan
iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.Masalah
SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalanselama ini kurang
didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itusebabnya keberhasilan
pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengantingkat pertumbuhan
rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdayaalam intensif (hutan,
dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman daninvestasi langsung.
Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerialdan produktivitas SDM
yang tinggi.Kenyataan ini belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia
untukkembali memperbaiki kesalahan pada masa lalu. Rendahnya alokasi APBN
untuksektor pendidikan—tidak lebih dari 12% -- pada peme-rintahan di era
reformasi. Inimenunjukkan bahwa belum ada perhatian serius dari pemerintah
pusat terhadapperbaikan kualitas SDM. Padahal sudah saatnya pemerintah baik
tingkat pusatmaupun daerah secara serius membangun SDM yang berkualitas.
Sekarang bukansaatnya lagi Indonesia membangun perekonomian dengan kekuatan
asing. Tapisudah seharusnya bangsa Indonesia secara benar dan tepat
memanfaatkan potensisumberdaya daya yang dimiliki (resources base).Orang tidak
bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yangtidak pernah selesai.
Ada tiga hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidakbekerja, yaitu hambatan
kultural, kurikulum sekolah, dan pasar kerja. Hambatankultural yang dimaksud
adalah menyangkut budaya dan etos kerja. Sementarayang menjadi masalah dari kurikulum sekolah adalah belum adanya standar
bakukurikulum pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan
mengembangkankemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Sedangkan hambatanpasar kerja lebih disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM yang
ada untukmemenuhi kebutuhan pasar kerja.Ekonomi abad ke-21, yang ditandai
dengan globalisasi ekonomi, merupakansuatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, di mana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanparintangan batas teritorial negara.
Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsaIndonesia menuntut adanya
efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalamglobalisasi yang menyangkut
hubungan intraregional dan internasional akan terjadipersaingan antarnegara.
Indonesia dalam kancah persaingan global menurut WorldCompetitiveness Report
menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negarayang diteliti, di bawah
Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).
Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi yang akan dihadapi
bangsaIndonesia antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Produksi, di
manaperusahaan berproduksi di berbagai
negara, dengan sasaran agar biaya produksimenjadi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usahadan politik yang
kondusif.Pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperolehpinjaman
atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupunlangsung) di
semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalammemperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol
telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari
mancanegara. Tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu
memanfaatkan tenaga kerjadari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan
staf profesional diambil daritenaga kerja yang telah memiliki pengalaman
internasional dan\atau buruhdiperoleh dari negara berkembang. Dengan
globalisasi maka human movementakan semakin mudah dan bebas. Jaringan
informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepatmendapatkan informasi
dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi,antara lain melalui: TV,
radio, media cetak dan lain-lain. Dengan jaringankomunikasi yang semakin maju
telah membantu meluasnya pasar ke berbagaibelahan dunia untuk barang yang sama.
Sebagai contoh KFC, Hoka Hoka Bento,Mac Donald, dll melanda pasar di mana-mana.Perdagangan.
Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragamantarif serta penghapusan
berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan
menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksimenjadi semakin cepat karena
“less papers/documents” dalam perdagangan, tetapidapat mempergunakan jaringan
teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.Dengan kegiatan bisnis korporasi
(bisnis corporate) di atas dapat dikatakanbahwa globalisasi mengarah pada
meningkatnya ketergantungan ekonomiantarnegara melalui peningkatan volume dan
keragaman transaksi antarnegara(cross-border transactions) dalam bentuk barang
dan jasa, aliran dana internasional(international capital flows), pergerakan
tenaga kerja (human movement) danpenyebaran teknologi informasi yang cepat.
Sehingga secara sederhana dapatdikemukakan bahwa globalisasi secara hampir
pasti telah merupakan salah satukekuatan yang memberikan pengaruh terhadap
bangsa, masyarakat, kehidupanmanusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate
di Indonesia. Kekuatanekonomi global menyebabkan bisnis korporasi perlu
melakukan tinjauan ulangterhadap struktur dan strategi usahaMasalah daya saing
dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isukunci dan tantangan yang
tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulansaing yang tinggi niscaya
produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidakakan mampu menembus pasar
internasional. Bahkan masuknya produk impordapat mengancam posisi pasar
domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif
(competitive advantage) merupakan faktor yangdesisif dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, upayameningkatkan daya saing dan membangun
keunggulan kompetitif bagi produkIndonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi dan
sudah selayaknya menjadi perhatian.
BAB
III
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
pertumbuhan ekonomi menurut
Prof. Simon Kuznets (dalam Jhingan, 2000: 57), adalah kenaikan
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak
jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan
barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang
kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien
memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga
inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan
secara tepat.
Tujuan
Pembangunan EkonomiTeori ekonomi konvensional setidaknya memperkenalkan dua hal
fundamental berkaitan dengan tujuan pembangunan ekonomi. Pertama memperbaiki
tingkat pendapatan riil individu dan yang kedua, menegakkan keadilan distribusi
pendapatan.
B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang kami miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang kami
sajikan, oleh karena itu kami berpesan kepada pembaca, ambilah sesuatu
yang positif dari sebuah coretan yang kami buat, dan semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca.
Daftar pustaka
·
M.L, Jhingan, ekonomi pembangunan dan
perencanaan, jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004
·
Smith C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Munandar, dkk,
penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari: Economic
Development.
0 komentar:
Post a Comment