FILOSOFI JIHAD DI HARI SANTRI NASIONAL
Oleh :Yusuf Abdul Aziz (Alumni PONPES Darul Qur’an
Cimalaka-Sumedang)
Tanggal 22 Oktober merupakan hari
yang bersejarah bagi santri nasional, sudah memasuki tahun ke-tiga setelah
ditetapkanya oleh Presiden Joko Widodo. Hari itu merupakan sebuah hari yang
membangun semangat santri untuk lebih memperbaiki kualitas diri demi kemajuan
bangsa Indonesia kedepanya.
Resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU yaitu K.H. Hasyim
Asy’ari pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 di Surabaya untuk mencegah dan
menghalangi kembalinya tentara colonial Belanda yang mengatasnamakan NICA. K.H
Asy’Ari sebagai tokoh pendiri Nahdatul Ulama menyerukan Jihad dengan mengatakan
“Membela Tanah Air Dari Penjajah Hukumnya Fardlu’ain Wajib Bagi Setiap
Warganya”.
Semangat itulah yang perlu kita pertahankan khususnya pemuda
generasi penerus bangsa untuk kembali meyerukan semangat jihad bagi tanah air. Makna
jihad masa kini adalah mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dalam bingkai
NKRI. Saat ini Indonesia menjadi referensi ke-Islaman, sudah tidak lagi melirik
ke Islam di Timur-Tengah yang hingga kini masih terjadi banyaknya konflik.
Konflik yang terjadi di Timur Tengah lantaran tidak adanya sikap
nasionalisme atau kecintaan terhadap Tanah Air sehingga rawan akan perang
saudara. Maka dari itu Konsep yang ditekankan adalah Islam yang kompatibel
dengan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat tetapi juga tidak menolak
nilai-nilai baru yang terus muncul seiring perkembangan zaman.
Jika kita ambil istiah Urf yang ada dalam kajian Ushul Fiqh,
Urf yaitu tradisi atau adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakt yang
tidak bertentangan dengan hukum-hukum syara’. Begitupun budaya Indonesia yang
beragam ini menjadi modal dalam kemajuan bangsa yang perlu kita jaga.
Momen hari santri nasional ini perlu ditransformasikan menjadi
sebuah gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersinteris dengan keagamaan.
Spirit nasionalis merupakan bagian dari iman, yang perlu terus menerus kita
gelorakan ditengah arus idiologi fundamentalis agama yang mempertentangkan
Islam dan Nasionalisme.
Mencintai agama mustahil tanpa berpijak diatas tanah air, karena
itulah semangat kebangsaan dalam mengeksiskan Indonesi menjadi Negara yang
tidak mempertentangkan antara aspek agama dan semangat nasionalisme. Hal ini
lah yang perlu kita jaga dan pertahan kan demi keutuhan NKRI.
Selamat Hari Santri 2017.
0 komentar:
Post a Comment