Blog ini berisi artikel-artikel, karya tulis ilmiah, dan berita mengenai Hukum dan Sosial

Wednesday, May 16, 2018

FILOSOFI JIHAD DI HARI SANTRI NASIONAL


FILOSOFI JIHAD DI HARI SANTRI NASIONAL
Oleh :Yusuf Abdul Aziz (Alumni PONPES Darul Qur’an Cimalaka-Sumedang)
Tanggal 22 Oktober merupakan hari yang bersejarah bagi santri nasional, sudah memasuki tahun ke-tiga setelah ditetapkanya oleh Presiden Joko Widodo. Hari itu merupakan sebuah hari yang membangun semangat santri untuk lebih memperbaiki kualitas diri demi kemajuan bangsa Indonesia kedepanya.
Resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU yaitu K.H. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 di Surabaya untuk mencegah dan menghalangi kembalinya tentara colonial Belanda yang mengatasnamakan NICA. K.H Asy’Ari sebagai tokoh pendiri Nahdatul Ulama menyerukan Jihad dengan mengatakan “Membela Tanah Air Dari Penjajah Hukumnya Fardlu’ain Wajib Bagi Setiap Warganya”.
Semangat itulah yang perlu kita pertahankan khususnya pemuda generasi penerus bangsa untuk kembali meyerukan semangat jihad bagi tanah air. Makna jihad masa kini adalah mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI. Saat ini Indonesia menjadi referensi ke-Islaman, sudah tidak lagi melirik ke Islam di Timur-Tengah yang hingga kini masih terjadi banyaknya konflik.
Konflik yang terjadi di Timur Tengah lantaran tidak adanya sikap nasionalisme atau kecintaan terhadap Tanah Air sehingga rawan akan perang saudara. Maka dari itu Konsep yang ditekankan adalah Islam yang kompatibel dengan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat tetapi juga tidak menolak nilai-nilai baru yang terus muncul seiring perkembangan zaman.
Jika kita ambil istiah Urf yang ada dalam kajian Ushul Fiqh, Urf yaitu tradisi atau adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakt yang tidak bertentangan dengan hukum-hukum syara’. Begitupun budaya Indonesia yang beragam ini menjadi modal dalam kemajuan bangsa yang perlu kita jaga.
Momen hari santri nasional ini perlu ditransformasikan menjadi sebuah gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersinteris dengan keagamaan. Spirit nasionalis merupakan bagian dari iman, yang perlu terus menerus kita gelorakan ditengah arus idiologi fundamentalis agama yang mempertentangkan Islam dan Nasionalisme.
Mencintai agama mustahil tanpa berpijak diatas tanah air, karena itulah semangat kebangsaan dalam mengeksiskan Indonesi menjadi Negara yang tidak mempertentangkan antara aspek agama dan semangat nasionalisme. Hal ini lah yang perlu kita jaga dan pertahan kan demi keutuhan NKRI.
Selamat Hari Santri 2017.   

Share:

0 komentar:

Post a Comment